Senin, 20 Juni 2011

“DANDANGGULA”

Kejayaan sastra tempatnya sulit (kain)
jelek sekali namanya wanita
keliru barang dibelakangnya (marga/fam/bin/binti)
mengetahui pada akhirnya
sinar panjang mengandung air (pelangi)
pakaian lelaki (bebed) yang harus terbawa
justru wanita yang banyak repotnya
taji ayam (jalu)
bau yang diusapkan mulut (minyak krawang)
untuk itu, jika keliru sudah menerawang

Daun yang tumbuh di tanah (kecambah)
mangga besar bau menyengat (kweni)
tingkah pola serba salah
tengara wanita menyeleweng
kuda keluar dari taman (Kalisahak)
bambu bulat dari tanah (cobek)
seumpama semua itu menjadi miliknya
akibatnya akan merusak diri sendiri
untuk itu sari minyak (malam)
isinya daun (getah)
jika aib itu dilakukan wanita
maka aku sebut sebagai alam dunia yang bergetah

Tanah yang hancur (debu)
anak Djumuiril (Umarmaya)
tetapi perempuan tidak termasuk pembicaraan
raja di Tasmiten (Genijara)
kaca yang tanpa ancur (ram)
itu yang membuat kagum yang menyaksikan
negeri itu pantas jika dipilih
wilayahnya laut (samudra)
dalam tekad yang tidak-tidak (sejati)
logamnya senjata (tepi/bermata)
perginya orang yang mengirim berita (kondang)
jadi semua demi menetapi kewajiban

Tenggelamnya bulan purnama (gerhana)
bayi yang lepas dari tuntunan (puput)
berilah pakaian selengkapnya
yang jatuh keliru
talinya perahu (welah)
aku sebut parikan penuh tawa (tunduk)
jangan terus menunduk
dalam tingkah tanpa hasil
kemenyan kuning (welirang)
air dari jasmani (keringat)
bila sudah sampai disitu
ingatlah jika sampai malu

Di Ngadjerak Patihnya Raja Jin (Sannasal)
warna mencolok digunakan menulis (tinta)
dilihat-lihat saja sejak dulu
tapi pada akhirnya tanpa hasil dalam berjalan (sia-sia)
sembahyangnya manusia minta dikasihi (shalat hajat)
hukuman manusia dendanya Hyang Agung
tanpa tujuan dalam fikirannya
membuat telaga untuk berenang (bale kambang)
Raja Negara Boja (Surjawisesya) mengambang perintahnya

Manusia beruntung (mukti)
suara dalam bambu (suling)
diingat-ingat orang hidup
jangan hanya senang-senang saja
ya, logamnya tempat nasi (wakul)
bunga pandan berserakan terkena angin (pudak)
meskipun keturunan raja
sedunia diambilnya (loba)
angin besar menumbangkan pohon (prahara)
sampai tercerabut seperti benangnya pisang (serat)
ada melarat ada kaya
sudah lazim di alam dunia

Putri Mandura (Sumbadra) yang menggerakan perhiasan
meski keturunan manusia sudra papa
jika baik pendidikannya; ajiannya Raja Salya (Candrabirawa)
burung puter kecil ditempatkan diatas (perkutut)
pantas jika kalian bawa
cenderung pada hati
Wiku Raja di Kusnija (Bawadiman)
anaknya Sarkap (Samardikaran) harus hemat
menyimpan rahasia jangan sampai kebingungan

Lebah besar yang berminyak tanah (tutur)
meraih hadiah pelajaran akhiran (surga)
jika kamu mematuhi pembicaraan (ini/petuah)
itu sama dengan mensorgakan bapak ibu
termasuk kakek dan nenek
selamanya selamat sampai tujuan
teman tinggal menurut (murid)
jika terkena godaan setan
sapu kapur (usar)
istrinya Hyang Guru Pramesti (Bathari Durga)
dewi yang menyebabkan manusia tersesat

Ikan di tanggul (ketam)
anaknya Kumbayana (Asawatama)
maksudnya wanita ayu yang utama
pertandanya surat untuk pengingat (penget)
menyipta dalam hati yang tak terucap (prasangka)
yang sudah lepas dari dugaan yang tajam
diingatkan pada kenyataan
berkelana burung puyuh (menjelajah)
menjajah bagian terlarangnya badan
jalan panjang (krakad)
suluknya wayang Klitik (Sendon)
jika merasa sendu dalam hati

Kentang yang merambat (umbi jalar)
cepatnya orang menanggap wayang (lakon)
sungguh wanita yang utama yang baik kelakuannya
singa kecil naik di kasur (kucing)
gadis Putri Negara Karta (Susilawati)
jika tidak sopan pada pria
akan menjadikan kecewa
kekuatannya pembicaraan gugur batal
tidal batal pada yang rahasia
orang memberi salam kepada sesamanya

--oo0oo—

Dikisahkan pada saat itu Dandanggula adalah nyanyian Gatolodjo.
Syair diatas dinyanyikan saat ia menasehati istri-istrinnya.
Aku bawakan lagu Gatolodjo berisikan syair tentang wanita, juga pertemuan perempuan dan lelaki.
21062011



4 komentar:

  1. saat itu lagu ini tidak diiringi musik
    dikisahkan jaman itu belum ada listrik
    tetapi sudah bisa mengolah logam menjadi senjata dan peralatan rumah tangga lainnya

    BalasHapus
  2. Asline bosa Jowo ki yo, mas...

    BalasHapus
  3. Mungkin. Tapi yang aku punya salinan dari aslinya kisah "Gatolodjo" versi bahasa Indonesia soalnya yang bahasa jawa mumet bacanya, banyak gak ngertinya dari pada yang paham.
    Tapi inilah khasanah cerita jaman dulu yang oleh penulis aslinya memiliki imajinasi yang tinggi.
    Buku ini disadur kembali oleh Joko Su'ud Sukahar.

    BalasHapus
  4. Dangdanggula dgn bahasa Jawa? di Bahasa Sunda juga ada.. Hm.. menjadi semakin merasa awam ketika banyak pengetahuan yang sama sekali belum tersentuh pikiran..

    Syukron infonya

    BalasHapus