Minggu, 29 Mei 2011

KENDARA 2


BERKENDARA dengan apa saja adalah memudahkan anda mencapai tujuan. Sehebat apapun anda mengendarai kendaraan, secepat dan semahir apapun, anda tak akan pernah sampai jika kendaraan lain tidak memberikan jalan kepada anda. Ingat lampu merah yang menyala di kendaraan orang lain, artinya orang lain harus menginjak pedal rem dalam-dalam untuk membiarkan dan dengan keikhlasan memberikan jalan untuk anda. Atau bahkan ada yang sambil mengumpat menginjak remnya, memaki bahkan menyumpahi anda.
Jadi bukan masalah kehebatan anda sepenuhnya, tetapi telah adanya peran keikhlasan dan umpatan orang untuk memberikan anda jalan. Begitu juga lampu merah lainnya yang menghendaki anda untuk berhenti dan memberikan jalan orang lain. Anda harus berlaku sama dengan orang lain dan tidak ada keistimewaan sama sekali untuk anda, kecuali anda tengah terbaring di atas ambulans, mentri pun harus memberikan jalannya untuk keselamatan nyawa anda. Anda tidak lagi mengemudikan kendaraan anda, tetapi anda terbaring di dalam ambulan tersebut, ditandu dengan kendaraan berserine, bahkan di kawal dengan iringan kendaraan polisi. Sakit pun anda masih butuh kendara.
Tetapi hari ini aku mendapati banyak kendara-kendara yang dikemudikan oleh orang-orang yang tak peduli dengan pengendara lainnya. Berusaha menyalip atau bahkan menyerempet. Pelajaran berharga hari ini adalah seorang polisi yang merelakan hati demi tugasnya mengatur kendaraan itu, datang menolongku yang kebetulan kendaraanku terhenti akibat kecelakaan kecil. Barang-barangku yang tercecer sebagian tergilas kendaraan lain yang tidak mau menghentikan laju rodanya, tetapi sebagian lainnya berhenti lantaran ada seseorang berseragam polisi menghentikannya, dan polisi itu membantuku.
Alangkah tidak pedulinya orang lain atas orang lainnya. Tak ada satu pun yang berhenti membantuku, memang sih itu tugas polisi tetapi setidaknya ada satu orang saja yang mau membantu itu sudah cukup bagiku untuk menggugurkan penilaian negativ atas keegoisan dan kehidupan individualis orang-orang Jakarta.
Aku mungkin terlalu banyak berharap atas sesuatu yang bisa merubah orang lain untuk sedikit lebih bermurah hati, tetapi ternyata aku melawan arus dan aturan main tak tertulis.
Karena tidak ada lampu merah yang menyala di belakang kendaraan atau pada traffic light yang menghentikan laju kendaraan anda lalu bukan berarti tidak tega terhadap orang lain yang terkena musibah. Aku terpana dengan hukum alam ini. Aku memang tak hebat berkendara, tetapi lagi sial, saat ada jalan yang menggunduk membuat aku terpental. Dan selama semua hal telah dipersiapkan bukan berarti selalu tetap selamat sampai tujuan, selamanya aral dan rintangan, bahkan kerikil kecil dan biji buah kedelai pun bisa menjatuhkan kendaraan beroda delapan sekalipun.
Aku bersyukur tetap utuh dan sehat, tanpa ada cedera berarti. Tapi tidak untuk barang bawaanku sebagiannya hancur. Mungkin kemarin aku melakukan perbuatan bodoh dan culas, lalu aku mendapat ganjarannya hari ini. He he he he he...

Alhamdulillah semua selamat

1 komentar: