Minggu, 15 Mei 2011

“Adakah Anda Di Barisan Itu?”


Mata-mata alap sang Elang, lapar dan gahar
siap menyergap setiap gerakan
awas diri dengan segala kemungkinan
menyanyi dan berteriak seperti hendak mewakili
mengapa mata-mata itu tak kunjung terpejam?
bukan karena lapar mereka berjuang
ada sejuta harap mengelayut di pelupuknya
ini bulan mei
dimana aku masih menyandang status mahasiswa
aku terpanggil ikut barisan
tapi aku tak meneriakan isi
berbaris di empat barisan terdepan

Di keramaian ini aku merasa sendiri
tak perlu berteriak karena aku terwakili
cukup mengangkat kaki dan menari-nari
sesekali mengepalkan tangan meninju langit
sejumlah kecil orang-orang ketakutan menawarkan air
genangan air pun menembus tenggorokan kering
basahnya menuju ruang hati
orang takut itu mengaku-aku orang pribumi
hoiiii! ini bulan mei
bukan pawai kostum dan karnaval agustusan
hanya sekali bulan mei kalian boleh partisipasi
tak perlu upacara khusus

Langkah-langkah kaki semakin berani
karena ramai mereka berani
tapi aku merasa semakin sendirian disini
barisan bercampur tak lagi murni
teriakan caci bahkan tirani
berkecamuk tangan dan kaki
seseorang mendahului melemparkan batu pada toko
pada swalayan
pada restaurant
pada ……….
milik pribumi
pribumi! pribumi! pribumi! pribumi!
pribumi! pribumi! pribumi!
pribumi! pribumi!
pribumi!
ditulisi dinding dan pintu dengan prihatin
aku membacanya
peri hati, peri hati, peri hati,
aku ternganga
perih hati
menjarah tak lagi terhenti
ini masih bulan mei

Dentuman senjata
barikade tentara
gas air mata dan air mata sungguhan
ini kah bulan mei itu?
Tak kurayakan mei-mei lainnya

Untuk sejenak aku terjaga dari mimpi
disana ada yang hangus terpanggang api
tengah mencuri mesin cuci
atau sekedar kepingan vcd
yah ini, ini, ini lah!
ini bulan mei itu
dimana ratusan orang mati
entah berguna entah sia-sia
sang Elang mati

Sekarang
ratusan hari sesudahnya
tak kunikmati bulan mei itu
walau sekarang bulan mei lagi
kau dan aku yang berada di dalam barisan itu
bercerita dengan gaya bahasa, isi cerita, dan kepentingannya
kita berbeda
untuk yang menikmati hasil
untuk yang menangisi
untuk yang memanfaatkan
untuk yang mengingkari janji
kita berbeda bhineka tunggal ika
Pancasila menyiratkan ketunggalan Tuhan Yang Maha Esa
Kita berbeda mengungkapkannya

Sekarang
untuk ratusan hari sesudahnya
buat bulan-bulan mei mendatang
parlemen berisi orang-orang yang dulu ada di barisan
pasar-pasar, rumah sakit, kantor-kantor pemerintahan, kampus-kampus
juga masih berisi orang-orang yang dulu ada di barisan
semangat reformasi tak sehebat cerita transformer
gedung parlemen tempat praktik berpolitik licik
sarjana-sarjana kembali menganggur
laboraturium kampus tak juga memadai
sudah menjadi anggota DPR baru studi ke luar negri, dulu waktu kuliah kemana aja?
ini baru bulan mei akhir sambil menunggu bulan mei tahun depan
aku tak bisa mengayuh rezeki
bahkan besok mati aku tak bisa prediksi
berkepentingankah?
penting amat kah?

Tak ada niat murni
hanya sebuah kepentingan
Nagari?
Golongan?
Partai?
Pribadi?

Bermainlah aku didepan cermin ajaib milik pak Tarno
tolong ya dibantu! tolong ya dibantu! tolong ya dibantu!
aku butuh bantuan diriku
bertanya dan berjawab

rela merogoh pajak dan jual-jual sapi?
semua bisa di jual, namanya juga makelar!

atau versi Malinda Dee?
menunggu mesin cuci gilirannya sendiri-sendiri!

atau pemukulan kolektor yang bikin mati?
Berani hutang atau mati!

atau konspirasi jabatan dan jual beli suara?
ikuti jin jawa aja: wani piro!

atau RUU yang tak jadi-jadi?
namanya juga rencana, nunggu ada yang mati!  

atau seperti merpati yang tak ingkar janji?
yah, selalu terbang tak lupa turun, terserah dimana!

atau seperti Briptu yang menari dan menyanyi?
semua orang pintar bernyanyi, apalagi kalau sudah tertangkap!  

tragedi kemanusiaan, bencana alam atau opera sabun mandi?
loe yang belum mandi! ntu baru tragedi dan bencana!
(sambil menunjuk wajah sendiri aku bertanya) gue maksud loe?

Perdamaian?
butuh uang dan komisi pemerhati, uang damai ini itu, dan damaikan dengan komisi ini itu!

Kau yang ada di barisan itu
aku masih ingat bau keringatmu
seharum semangatmu
tapi sekarang kau lupa menggosok gigi
mulut mu bau tapi bajumu wangi
jangan ingkari hati
bulan mei nanti
atau kapan-kapan bertemu lagi
aku menagih janji
jangan lupa loh!

Jakarta 13 05 2011
Menandai hari, untuk bulan mei ada yang belum kembali

3 komentar:

  1. bulan mei dan yang tak kembali....

    semoga dia pulang tanpa tersesat dan tinggal lagi ^^

    BalasHapus
  2. bulan mei, beruntungnya kau di halaman ini

    BalasHapus
  3. terimakasih kawan

    telah menjadi bagianku

    salam lestari

    BalasHapus