Kamis, 14 April 2011

(Hahay Story 035) KEPUTUSAN TYO


TYO adalah seorang yang merasa mengalami cross gender, merasa dirinya memiliki sosok perempuan, atau menurutnya sifat perempuannya terperangkap di dalam tubuhnya yang laki-laki tulen. Sebenarnya tidaklah demikian, hanya saja ada keadaan yang memelihara sifat perempuan itu ke dalam tubuh dan fikiran Tyo. Tekanan itu terlalu kuat untuk ia lawan sendiri, tanpa bantuan seorang orang lain, apalagi dokter atau psykiater. Ia sadar, betul atau salah, bahwa ia merasa memiliki dua sifat dalam satu tubuh. Yang terkadang dengan sendirinya sifat kewanita-wanitaan itu tibul tanpa ia sadari, terlalu kuat dorongan bawah sadarnya untuk membuat Tyo gemulai dan banci.
Sejak kecil si ibu selalu memberikan permainan perempuan buatnya dan suka sekali si ibu menghiasi wajah Tyo dengan riasan layaknya perempuan. Dari pakaian sampai aksesoris, bahkan gincu. Wal hasil Tyo akrab dengan perangkat perempuan, baik milik ibunya atau milik kakak-kakaknya, kebetulan lagi Tyo adalah anak laki-laki satu-satunya dari lima bersaudara. Cara bicaranya, cara berjalannya, bahkan perawatan tubuhnya.
Si ayah juga sering menakut-nakuti Tyo dengan setan atau hantu, itu sering terjadi jikalau Tyo enggan memejamkan matanya untuk segera tidur. “Ayo tidur! Awas kalo gak tidur ayah panggilin hantu! Hoaaarrrrgh!!” Begitulah ayahnya menina bobokan Tyo, setiap malam Tyo ngambek minta dikeloni ibunya. Atau ayah sering meledek Tyo dengan kalimat, “ah kamu banci,” tanpa sadar Tyo malah suka mendekati kaum banci untuk mendalami apa arti kalimat ayahnya itu.
Setelah dewasa, Tyo berusaha keras menekan gejolak sifat keperempuanannya untuk bangkit dari roh miliknya, dia ingin sembuh kembali menjadi laki-laki tulen. Karena Tyo memiliki dua sifat dalam tubuhnya, antara sifat keperempuanannya dan sifat kelaki-lakiannya, dua sifat itu saling bertempur untuk saling mematikan karakter. Semakin kuat Tyo terbawa arus dari salah satu karakter maka semakin kuat sifat itu akan saling membunuh dan membenarkan diri. Artinya jika salah karakter itu mati maka karakter yang menang itu akan membenarkan diri bahwa dialah jati diri Tyo sebenarnya.
Setiap kali perjuangan dan doa itu diucapkan setiap kali itu pula cobaan datang. Setiap doa yang Tyo panjatkan maka setiap itu pula bisikan-bisikan di telinga Tyo bergenderang kencang. Akhirnya Tyo menyerah juga. Menjadi wadam adalah panggilan hati, tetapi Tyo tak juga menemukan kebahagiaan, selama jadi waria godaan justru dari hati Tyo sendiri. Tyo masih merasa ada bagian kelaki-lakian yang tumbuh disekujur tubuhnya.
Tyo akhirnya mengerti menjadi laki-laki bukanlah sifat, tetapi keputusan. Laki-laki tidak harus jantan tetapi berani. Karena perempuan juga banyak yang berani. Tyo memilih untuk menjadi laki-laki, menjauhi lingkungannya dan keadaan lamanya, menekan semua perasaan untuk kembali. Ia pergi jauh dari sini, dan terjadi.
Ahay....
-o-

3 komentar: