Minggu, 10 April 2011

(Hahay Story 033) PELARIAN

Seorang tahanan perang saat Jepang menguasai perang dunia kedua, dia yang hendak melarikan diri ke dalam hutan yang gelap hanya demi kebebasannya. Karena tidak sanggup lagi mengalami penyiksaan maka telah lama ia merencanakan pelarian ini. Kemudian ia berfikir bahwa pelariannya bukan hanya untuk kebebasannya tapi demi kembalinya kehidupan lamanya sebelum ia terjerat dalam tahanan ini. Kehidupan lamanya lebih menarik buatnya daripada kehidupan baru dikemudian hari. Untuk itu ia membutuhkan 5 teman.
Teman yang pertama, adalah teman memiliki pengetahuan tentang alam bebas seperti belantara dan seisinya. Teman seperti ini teman yang siap memberikan kecerdasannya tentang kehidupan didalam hutan. Tentang membaca pemetaan dan perbintangan, agar tahu arah kemana pelarian ini, memiliki satu tujuan tempat akhir pelarian yaitu kebebasan.
Teman kedua, adalah teman yang mengerti artinya pertemanan dan orang yang memiliki belas asih, tahanan Nazi adalah tahanan perang. Karena semua orang dalam tahanan adalah orang yang berbeda adat dan kebiasaannya. Teman seperti ini adalah teman yang sanggup berfikir jernih sebagai manusia dan perlakuan manusiawi. Maka ia membutuhkan teman yang sanggup menjernihkan fikirannya tentang tujuan pelarian ini yaitu mengambil kembali haknya sebagai manusia. Seorang yang memiliki rasa kasihan dan tak tega. Seorang yang berhati lembut dan bersuara merdu, selalu berusaha menghibur teman-temannya dengan sebuah lagu.
Teman yang ketiga, adalah teman yang mampu mengingat hari dan berkemampuan mengingat, mencatat dan semua kejadian. Teman yang sanggup menceritakan kembali tentang semua kepahitan dan penderitaan mereka. Teman yang juga mampu mencatat pencapaian yang telah mereka raih.
Teman yang keempat, adalah teman yang sanggup menyembuhkan. Dapat mengobati luka. Luka perasaan atau luka penyakit. Seorang penyembuh adalah orang yang dapat meredakan sakit yang dialami selama pelarian. Juga dapat mengobati segala amarah dan dendam. Penyembuh adalah orang yang dapat mengobati dan memperbaharui hati, demi satu tujuan yaitu lari dari penderitaan bukan untuk kembali ke dalam penderitaan, maka penyembuh tahu harus bagaimana memperbaiki hati.
Teman yang kelima adalah dirinya sendiri. Teman yang selalu ia ajak bicara dalam heningnya doa, dalam panasnya semangat, dalam cerahnya idealisme, dalam tegas mencapai tujuan. Seorang yang memiliki visi. Teman dibalik dirinya yang lemah dan takut, ia membutuhkan pemimpin dan pemberani. Seorang yang sanggup mencabut senjata tajam untuk melawan dan membunuh kebuasan alam dan binatang pemangsa. Orang yang sanggup menyalakan api disaat gelap dan membelah binatang untuk dimakan.
Maka kelima orang itu pun melarikan diri demi tujuan kehidupan masa lalunya yang jauh lebih baik dari masa sekarang. Melarikan diri dari kenyataan sekarang. Untuk hidup kembali seperti masa indahnya dulu. Memiliki istri, anak, kebun, rumah dan perapiannya sendiri yang setiap saat menyala untuk memasak dan memanggang roti.
Saat rencana semua telah matang dan persiapan untuk pelarian telah rampung, datanglah seorang yang berrajah di sebagian tubuhnya siap menggagalkan rencana mereka. Seorang yang dikenal dalam tahanan itu sebagai orang yang berwatak kejam. Sanggup membunuh siapa saja tanpa alasan yang berarti. Dengan sifat kejamnya itu ia mengancam akan menggagalkan pelarian mereka jika ia tidak diikutsertakan dalam pelarian tersebut. Walhasil ia menjadi orang keenam.
Dihari pelarian yang direncanakan semua diniatkan akan berjalan lancar, tetapi tidak demikian, malam itu seorang penjaga memergoki keenam orang tersebut. Seperti niat kelima orang pelarian itu tidak berniat membunuh siapapun termasuk penjaga, tetapi hanya orang keenamlah yang sanggup melakukannya. Dia dihadirkan dalam pelarian itu untuk memudahkan kelima orang yang tak sanggup melakukannya, dan tak terniat melakukannya, tetapi telah ditakdirkan orang keenamlah yang memudahkan pelarian mereka. Maka matilah penjaga tersebut dengan tikaman sebilah pisau milik teman keenam.
Dan saat itu mereka berlari, hanya teman yang bersuara merdu dan pengasih itulah yang bisa memperhatikan semua punggung teman-temannya, karena ia bukan pelari sejati maka ia harus tertinggal paling belakang mengamati punggung-punggung temannya. Dan karena dia adalah pecinta dan bukanlah seorang laskar. Seorang pecinta itu selalu harus paling belakang dari semua tentara yang lari dari perangnya masing-masing, atau lari mengejar perangnya masing-masing.
Sesampainya dihutan tempat pelarian pertama, tantangannya adalah udara sejuk dan dinginnya salju yang menyelimuti gunung. Berkat kemampuan teman ketiga yang sanggup mengingat apa saja yang sudah ia lalui, maka daya ingatnya telah menjadi peta bagi teman-temannya untuk menggambarkan wilayah. Dan berkat teman pertama yang mampu membaca arah dan perbintangan ia pun telah membantu menjadikan kompas bagi peta yang mereka buat. Teman keenam termasuk orang yang mengandalkan senjata dan tenaga, bersama teman kelima, telah menjadikan kayu dan dedaunan sebagai rumah pelindung bagi mereka. Teman kelima pulalah yang sanggup membuat api tuk menghangatkan tubuh. Teman kedua dan keempat sanggup memberikan warna, penyemangat dan penyembuh luka. Teman kedua sanggup memberikan imajinasi dan syair-syair yang indah. Kemampuan lain teman keempat, seorang penyembuh adalah juru masak yang ahli, ia bisa memasak jenis makanan apa saja.
Sepanjang pelariannya mereka saling berbagi cerita. Berjalannya waktu mereka pun saling belajar. Sesampainya di perbatasan negara, adalah saatnya perpisahan. Telah banyak ilmu yang mereka bagi, telah banyak suka dan duka seiring sejalan. Telah habis waktu berbulan-bulan bertahan hidup sepanjang pelarian. Telah mereka raih hidup dan pelajaran hidup, selain dari arti bertahan hidup. Yang penting dari semua itu adalah telah mereka raih pembebasan dan tujuan pelarian.
Tapi dari semua haru itu, arti teman keenam baru mereka pahami bersama saat itu. Disanalah pengakuan teman keenam terlahir, bahwa dirinya juga ingin kembali ke masa ia tidak membunuh siapa pun. Pelarian ini adalah pengampunan baginya, sembuh luka batinnya, sehat akalnya untuk mengasihi dan mempercayai teman, sanggup memimpin dirinya sendiri, bisa memasak dengan sabar, bisa menulis dan mengingat waktu, bisa membaca arah angin dan tingi rendahnya daratan. Tetapi yang utama dari pelarian ini adalah ia merasa terlahir kembali, dan merasa punya sesuatu yang dapat ia wariskan pada anaknya nanti.
Tidak ada orang seberuntung teman keenam, ahay…..

2 komentar:

  1. aku mau lari juga ah... lari dari kebisingan dunia, ahay... andaikan bisa, hm...

    BalasHapus
  2. yang siap tersesat dan berniat untuk kembali, jangan lelah mencari tempat pelarian

    BalasHapus